|| nuli bakal lair | sawijining manungsa kang linuwih, kapilih | kang miwiti uripe nyarira batur najis | nanging ing titiwancine piyambake bakal madeg raja tinresnan | kang bakal kalebu ati marang kawulane nganti salawase...

|| dan kelak akan lahir | satu manusia yang dipilih | yang mengawali kehidupannya sebagai budak hina | namun kemudian menjadi raja | yang dikenang sepanjang waktu...

Rabu, 02 Maret 2011

Beberapa Petikan

Namun sebelum ia bereaksi apa-apa, Suzanne kembali bertanya padanya, “Apa kakak di sini… juga memikirkan aku?” tanyanya.

Untung menelan ludah. Ia ingin menjawab cepat pertanyaan itu, tapi entah mengapa bibirnya mendadak menjadi kelu.

“Hmmm, ya, tentu saja aku kerap mengingat juffrouw di sini,” ujarnya akhirnya.

“Hmm…. seberapa kerap?” tanya Suzanne lagi.

Untung kembali menelan ludahnya. Jantungnya entah mengapa mendadak berdetak lebih cepat.

“Hmmm… cukup kerap,” ujarnya berusaha membuat suaranya terdengar biasa. “Aku… sampai tak bisa menghitungnya…”

Suzanne menatap Untung dengan sinar mata tak percaya. Tanpa bisa disembunyikan lagi, senyumnya muncul di bibirnya yang tipis.

“Aku senang di sini kakak tak melupakan aku,“ ujarnya kemudian sambil tersenyum. “Ya aku senang. Karena kupikir… hmmm, kakaklah alasanku ingin cepat kembali kemari…”

- bab Cinta Terlarang


Ia telah menguasai Ajian Api Sukma. Ini merupakan ajian kuno yang telah ratusan tahun hilang di jagat kanuragan. Dimana seseorang yang menguasainya dapat mengalirkan energi panas pada seluruh tubuhnya, hingga dari pori-porinya kemudian dapat keluar asap panas.

Dan Medi Gendeng telah menguasai ajian itu dengan sempurna. Ya, sangat sempurna. Karena beberapa tahun yang lalu, ia telah menemukan rahasia yang tersembunyi di balik ajian itu, hingga tak sekedar hawa panas dan asap yang dapat keluar dari pori-porinya, tapi juga api!

- bab Pendekar yang Dapat Membakar Tubuhnya



Emban Endut mengangguk. Kali ini dengan gerakan yang lebih mantap. “Tentu saja benar. Kabar ini bukan hanya sekedar dari ucapan satu orang saja. Tapi dari banyak orang. Hampir seluruh pasukan yang mengiringi kita, sudah mendengar berita ini.”

Emban Endut menarik napas sejenak, “Maka itu Raden Ayu jangan bersedih bila ia nampak sedikit dingin, karena ia memang tengah berduka. Apalagi katanya,” emban Endut lebih berbisik lagi, ”katanya anaknya bersama perempuan asing itu, telah di bawa pergi ke Belanda.”

Raden Ayu Goesik Kusuma hanya bisa terdiam. Penjelasan dari emban Endut benar-benar tak pernah dibayangkannya. Bibirnya kini tak lagi nampak cemberut. Ekspresi wajahnya telah seperti sedia kala. Tanpa sadar, ia bahkan telah melempar pandangannya ke mana Untung tengah beristirahat bersama beberapa prajuritnya.

- bab Perempuan Bermata Bunga


Hampir seratus tahun yang lalu, pernah ada seorang pendeta Budha yang tegah mengembara ke bhumijawa, melukis langit di atas tanah Mataram dengan gambar puluhan naga. Seorang rekannya tentu saja bertanya heran, “Mengapa kau melukis begitu banyak naga?” Dan pendeta Budha itu memandang lukisannya, seakan dapat menerawang jauh ke dalam sana, “Entahlah, namun aku seperti dapat melihat akan banyak naga-naga muncul di tanah ini…”

- bab Kesunana Kartasura



Maka saat itu juga, di atas kemarahan yang memuncak, Sultan Cirebon pun segera memerintahkan pasukannya untuk menahan Raden Surapati.

Ia benar-benar merasa dipermalukan di depan tamunya. Bagaimana mungkin orang yang telah dimintai bantuan olehnya, malah diperlakukan sedemikian rupa oleh anak angkatnya sendiri? Sungguh, ini membuatnya bagai menjadi sultan yang gagal.

Maka ketika akhirnya Raden Surapati dinyatakan secara jelas bersalah telah melakukan fitnah dan berusaha membunuh tamu yang telah berjasa bagi tanah Cirebon, Sultan Cirebon pun tak segan lagi untuk memutuskan : menghukum mati anak angkatnya itu.

Tak cukup sampai di situ, sebagai bukti penyesalannya yang dalam, Sultan Cirebon kemudian menganugerahi gelar Surapati kepada Untung.

Sejak itulah Untung kemudian dikenal dengan nama Untung Surapati!

- bab Sebuah Nama; Surapati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar